JAKARTA, AYOTASIK.COM - Perlindungan data pribadi saat ini masih menjadi isu panas untuk dibahas. Sejumlah kasus peretasan data atau cyber crime masih banyak terjadi, dan menimpa sejumlah lembaga besar di Indonesia, termasuk salah satunya lembaga perbankan. Apalagi, belakangan juga marak terjadi pembobolan data akibat keteledoran nasabah yang tidak bisa menjaga data perbankannya.
Perbankan masih menjadi pilihan masyarakat menyimpan uangnya. Dengan menyimpan uang di bank, maka pemilik uang menjadi lebih tenang dan merasa aman.
Namun demikian ternyata masih ada kasus-kasus ketika nasabah merasa kehilangan uangnya, dan saldo simpanannya berkurang meskipun tak menarik uangnya. Hal ini sejalan dengan masyarakat yang masih kurang peka terhadap pentingnya menjaga kerahasiaan PIN ATM.
Baca Juga: BTN Himbau Nasabah Jaga Kerahasiaan Data
Secara prinsip semua kegiatan perbankan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Dengan demikian setiap kegiatan layanan perbankan sudah pasti dilakukan secara hati-hati.
Namun begitu, pembobolan data nasabah masih saja terjadi. Banyak faktor yang menjadi pemicu, baik dari sistem perbankannya maupun dari nasabah. Akan tetapi sejauh ini pembobolan data nasabah umumnya lebih disebabkan oleh kelalaian nasabah itu sendiri.
Seperti yang terjadi pada nasabah Bank BTN baru-baru ini yang viral di media sosial. Nasabah itu mengeluhkan dananya hilang di tabungan yang diduga karena tidak bisa menjaga kerahasiaan data perbankannya.
Nasabah itu pun ngamuk ke salah satu petugas bank dan menyinggung soal jangka waktu 8 bulan. BTN pun mengimbau nasabah agar menjaga kerahasiaan data pribadi baik berupa identitas, buku tabungan, PIN maupun data pribadi lainnya. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang bisa merugikan nasabah.
Baca Juga: Nixon LP Napitupulu Ditunjuk Jadi Dirut Bank BTN, Hasil RUPST Tahun 2022
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengakui, pembobolan data nasabah memang sejauh ini umumnya lebih banyak disebabkan oleh kelalaian nasabah, terutama dalam menjaga kerahasiaan data pribadi baik berupa identitas, buku tabungan, PIN maupun data pribadi lainnya. Menurutnya, literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah sebagai salah satu faktor utama penyebab masih tingginya kebocoran data nasabah. Hal ini tentu harus menjadi perhatian khusus bagi regulator.
"Kalau dilihat lebih jauh memang disebabkan oleh ketidakpahaman, literasi keuangan yang rendah, serta kurang sadar risiko bahwa mereka bisa kehilangan dana mereka kalau tidak hati-hati menjaga data mereka sendiri. Untuk mengatasi hal ini memang yang harus terus ditingkatkan adalah edukasi untuk meningkatkan literasi dan sadar risiko," ujar Piter dalam pernyataannya dikutip 18 Maret 2023.
Di sisi lain, dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat agar lebih bijak dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial, apalagi menyangkut perbankan karena bisa memicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap perbankan. Sehingga dikhawatirkan bisa memicu terjadinya rush bank seperti yang terjadi di negara-negara luar yang belakangan tengah menjadi sorotan dunia. Jika sudah begini, maka dampaknya bisa meluas, bahkan bisa menimbulkan krisis.
"Itu adalah kewajiban kita bersama. Karena menyebar berita negatif tanpa tahu masalahnya bisa terjerumus ke penyebaran hoax dan bisa berdampak hukum. Sebaiknya tidak berkomentar kalau tidak mengerti permasalahan yang sebenarnya. Salah ngomong yang kemudian berdampak luas bisa merugikan diri sendiri dan juga masyarakat banyak," ungkap Piter.
Baca Juga: Satpol PP dibantu TNI dan Polri Tertibkan PKL di Alun-alun Singaparna, PKL : Solusinya Mana?
Artikel Terkait
Melesat 28,15 Persen, Bank BTN Peroleh Laba Bersih Rp3,04 Triliun Sepanjang 2022
Bank BTN Dukung Program Belanja Produk UMKM
Meroket 80 Persen, BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp333,58 Miliar Sepanjang 2022
BTN Siap Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Sektor Properti
Bank BTN Berkolaborasi dengan Relawan Bakti BUMN Tekan Stunting di Desa Kalbano NTT
Manfaatkan SuperApp BTN Mobile, BTN Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional
BTN Salurkan Bantuan Ratusan Juta untuk Tekan Stunting di Kolbano
Bank BTN Bersinergi dengan PT PLN Resmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Jakarta
Nixon LP Napitupulu Ditunjuk Jadi Dirut Bank BTN, Hasil RUPST Tahun 2022
BTN Himbau Nasabah Jaga Kerahasiaan Data
Modal Janji! Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum Dicegat Puluhan Warga di Tengah Jalan
UPDATE KASUS NARKOBA PNS TASIKMALAYA: Empat Orang Terduga, Sekda Sebut Tersangka Sudah tidak Ngantor Lagi
Ini Update Data Bencana Angin Kencang di Sariwangi
Menjelang Bulan Ramadan, Polres Tasikmalaya Sebar Imbauan. Ini Isinya
LPS Berikan Bantuan Sosial Kepada Para Penyandang Difabel di Cirebon
TERUNGKAP! Ternyata Ini Alasan Utama Guru SMK di Cirebon Dipecat, Bukan Cuma karena Kritik Ridwan Kamil
Kantor Desa Jalatrang Diserbu Ratusan Warga dan Santri, Polisi dan TNI Disiagakan
UMKM Kerajinan dengan Silver Play Button, Gunakan Link UMKM BRI Sebagai Sarana Promosi
Satpol PP dibantu TNI dan Polri Tertibkan PKL di Alun-alun Singaparna, PKL : Solusinya Mana?
6 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Ramadhan, Salah Satunya Bayar Semua Utang Puasa