BUNGURSARI, AYOTASIK.COM -- Peredaran narkoba di Kota Tasikmalaya saat ini didominasi oleh penyalahgunaan obat-obatan psikotropika.
Kepala Sataun (Kasat) narkoba Polres Tasikmalaya Kota AKP Ade Hermawan mengatakan, sejak awal tahun hingga pertengahan Maret 2021 ini pihaknya sudah mengungkap kasus peredaran narkoba sebanyak 18 kasus, dan 8 kasus di antaranya psikotropika atau obat-obatan.
"Saat ini yang paling banyak peredaran sabu dan obat-obatan psikotropika," ujar Ade saat dihubungi AyoTasik.com, Rabu (17/3/2021).
Menurutnya, obat-obatan psikotropika seperti Tramadol, Clorilex, dan Hexymer banyak beredar di Kota Tasikmalaya. Para tersangka mendapatkan obat-obatan tersebut dengan membelinya secara online.
"Dari pengakuan tersangka obat-obatan tersebut dibelinya dari Jakarta secara online dan dikirim melalui jasa pengiriman barang," ucapnya.
Ia menuturkan, para pengedar obat-obatan psikotropika menjualnya ke kalangan remaja, pengangguran, geng motor, bahkan ada juga dari kalangan pegawai serabutan.
"Harganya dijual Rp 5 ribu per butir. Ada juga yang Rp 10 ribu per 3 butir," tuturnya.
Ia menambahkan, modus para pelaku peredaran narkoba yakni dengan sistem tempel, di mana antara kuda (kurir atau perantara) tidak bertemu langsung dengan pembelinya. Kuda hanya bertugas menyimpankan barang di lokasi yang telah dijanjikan antara penjual dan pembeli.
"Antara penjual dan pembeli ini tidak saling bertemu. Peredarannya juga dikendalikan napi di dalam lapas," pungkasnya.
